Kamis, 28 Juni 2018

Tentang Rasa Ayam Itu

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat makan!
Eh, 
Selamat malam semua~

Kemarin aku ke sebuah mall dengan tujuan utama untuk nemenin mama beli jersey. Nggak kok, mama bukan orang yang ngikutin pertandingan bola banget sebetulnya. Ceritanya di kantornya pake tema piala dunia buat perpisahan hari jumat besok. Dan guess what team she got? Manchester city. "Harusnya kan tim negaraaa bukan klub" kataku. Pembelaannya adalah warna jersey tim negara-negara gaada yang bagus... Hanif juga protes ke mama karena MC itu lawan bebuyutan klub favoritnya, MU.

Selagi mama belanja jersey, aku dan hanif makan di restoran cepat saji baru bernama ch*ck*ng. Kita cuma makan berdua karena mama lagi puasa dan sekaligus hemat waktu. Restoran ini menu utamanya adalah segala olahan ayam. Ayam goreng tepung, burger ayam, chicken wrap, dll. Digembar-gemborin juga di flyer dan temboknya kalo dia dari Dubai. I kinda had expectations karena ada gambar gede hampir nutupin 1 dinding yang menampilkan semua menu-menunya. Actually i've eyed that from a week before. Jadi ke sana kemarin itu memang pengen nyobain dan penasaran. 

Aku mesen chicken wrap (lagi ga ingin makan nasi) sepaket dengan kentang goreng dan coca cola. Sayangnya minumnya gabisa diganti. I'm not a fan of coke, it's too strong for me. ((Harusnya gausah pesen yang paket, duh.)) Hanif mesen ayam goreng tepung ala kfc biasa. Semuanya menghabiskan sekitar 70k-an termasuk pajak. Agak berat di paket makananku.

Saat awal-awal makan, aku menikmati aja karena kan laper. Tapi setelah setengah jalan aku mulai notice beberapa hal. Chicken wrap ini sebetulnya kayak kebab (yang mana ga masalah). Tapi yang masalah adalah chicken wrap yang digambar beda banget sama kenyataannya. Emang sih, dari pengalaman yang ada dan semua orang juga tau, kita gabisa memercayai iklan makanan. Karena tugas mereka memang menggoda pembeli dan mendapatkan uang. Tapi tetep aja. Aku terjebak. 

Ayam di dalam chicken wrap nya cuma 1/3 dari yang dijanjikan di gambar. Kayak selembar daging ayam. Padahal di gambar, ayam-ayamnya sampai menyembul siap berjatuhan. Kenyataannya ayamnya anteng dan tetap aman tertutup wrap. Terus juga, tepungnya tipis dan ga krenyes nyes nyes. Sebagai permintaan maaf, mungkin, 2/3 space diisi sayuran daun yang buat lalapan itu. Apa ya namanya... (googling bentar) Selada dan kubis. Mungkin mukaku kayak vegetarian. HEALTHY LIFESTYLE, HERE I COME!!!

Kentangnya...... Kentang goreng biasa, yep. Tapi garamnya kebanyakan. Dari pertama kali makan udah kerasa sebenernya. Kita rupanya dikasih asupan yodium untuk mencegah gondongan. Terima kasih atas kemurah-hatiannya, ch*ck*ng.

Aku jadi agak sedikit kesel karena rasanya aku udah bayar agak mahal untuk makan tapi kok rasanya ga sebanding. Untuk meredakan rasa kesal, aku berusaha membawa pikiranku ke hal lain. Mungkin ini alasan kenapa restoran bintang 5 kayak yang di ratatouille bisa laku. Padahal makanannya cuma sedikit terletak tepat di tengah piring. Beberapa orang lebih memilih rasa ketimbang seberapa banyak yang dimakan. Terutama  bagi orang yang lagi diet tapi ingin makan enak dan untungnya berduit. Rasa sama sekali ga sejajar dengan kuantitas. Apalagi kita baru melewati bulan puasa. Perutku sekarang ga menuntut makan yang banyak sampai kelewat kenyang. Makan yang cukup saja. Malah kadang kalau aku merasa ga puas dengan makanan, rasanya aku ingin makan lebih banyak lagi. Kayak take revenge dari makanan yang sebelumnya. Jadi malah ga baik (re: bikin gendut), kan???

Intinya, kualitas tidak pernah ditentukan oleh kuantitas. Itu berlaku dalam segala aspek kehidupan, ga cuma makanan. And now it sounds like some kind of self-help writings. Gapapa, yang penting tulisanku bisa jadi manfaat. Dan membuat orang jadi ga ngomong gini, "Ih heran deh makanan secuil gitu mahal banget, mendingan beli yang deket rumah, dapet banyak lagi!" Gapapa juga sih kalo kamu kayak gitu. Kadang kalo lagi di kosan, aku juga kayak gitu buat membatasi pengeluaran. Tapi terkadang kamu juga harus treat yourself. Jangan terlalu ketat sama dirimu sendiri. Kecuali lagi diet.

Dan juga ga semua makanan atau restoran mahal, makanannya pasti enak. Jangan mau tertipu sama harga. Makanya ada aplikasi semacam zomato atau seenggaknya bisa tanya orang-orang yang kita kenal. Aku sendiri kayaknya bakal ke ch*ck*ng lagi ((ga kapok ceritanya)) karena belum nyobain menu andalannya. Semacam nasi arab yang kuning dan ayam goreng, atau bakar, arab.

Sekian post kali ini,
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar