Kamis, 13 Maret 2014

The Secret of Happiness


Assalamualaikum, folks! *sok asik* :p


Ada yang tau buku The Alchemist karangan Paulo Coelho? Buku ini termasuk salah satu dari 10 buku yang paling banyak dibaca orang-orang selama 50 tahun terakhir, katanya. Ceritanya, seorang anak penggembala laki-laki bernama Santiago tinggal di Spanyol. Suatu hari, saat beristirahat di bawah pohon, dia bermimpi menemukan harta karun yang terpendam di bawah piramid. Mimpi itu membuat Santiago menempuh perjalanan panjang menuju Mesir dan bertemu dengan Alkemis yang menuntunnya menuju harta karun. Selama perjalanan itu ia belajar tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan. 

bisa diliat buku The Alchemist menempati urutan ke-5

Sebenernya buku ini lebih bertema tentang filosofi dan spiritual yang menginspirasi dibandingkan petualangan. Jadi jangan harap akan menemukan bagian yang misterius dan mendebarkan. Karena setiap kalimat di buku ini perlu diserap, bukan dinikmati seperti novel-novel lain.

Loh kok jadi ngomongin ini? Apa hubungannya? Hubungannya adalah waktu itu saya lagi nyari-nyari cerita untuk story telling. Ga sengaja saya menemukan potongan cerita dari buku The Alchemist yang inspiratif dan dapat direnungkan. Walaupun saya udah agak lupa sama bagian itu karena baca buku itu tahun lalu. 

Anyway, saya akan menulis cerita tersebut di post kali ini. Lebih tepatnya copy paste dari website stranger. Tapi karena di situ pake bhs. inggris, aakhirnya saya terjemahin dulu. Lihatlah bahwa saya pada akhirnya juga berusaha, ga hanya copy paste. *lempar batu*

Seorang penjaga toko mengirim putranya untuk belajar tentang rahasia kebahagiaan dari orang paling bijaksana di dunia. Anak itu melintasi padang pasir selama 40 hari, dan akhirnya tiba di sebuah kastil yang indah, tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.
Saat memasuki istana, anak muda itu melihat berbagai aktivitas: pedagang datang dan pergi , orang-orang bercakap-cakap di sudut-sudut, orkestra kecil sedang memainkan musik lembut, dan ada meja ditutupi dengan piring-piring makanan yang paling lezat di dunia. Si orang bijak berbicara dengan semua orang, dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam sebelum tiba gilirannya untuk berbicara dengan laki-laki tersebut.
Si orang bijak mendengarkan dengan seksama saat anak muda itu menjelaskan kedatangannya, tetapi si orang bijak mengatakan bahwa ia tidak punya waktu pada saat itu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan agar anak itu melihat-lihat istana dan kembali dalam dua jam.
"Sementara itu, saya ingin Anda untuk melakukan sesuatu", kata si orang bijak, sambil  menyerahkan kepada anak itu sebuah sendok teh berisi dua tetes minyak." Ketika Anda berjalan-jalan, bawa sendok ini dengan Anda tanpa membiarkan minyaknya tumpah".
Anak itu mulai mendaki dan menuruni banyak tangga di istana, sambil matanya tertuju pada sendok. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat orang bijak itu.
"Baik", kata si orang bijak, "Apakah Anda melihat permadani Persia yang tergantung di ruang makanku? Apakah Anda melihat taman yang butuh tukang kebun yang hebat selama sepuluh tahun untuk membuatnya seperti itu? Apakah Anda melihat perkamen indah di perpustakaanku?"
Anak itu merasa malu, dan mengaku bahwa ia tidak mengamati apa-apa. Satu-satunya kekhawatirannya adalah untuk tidak menumpahkan minyak yang orang bijak telah percayakan kepadanya.
"Kembalilah dan amati keajaiban duniaku", kata orang bijak. "Anda tidak bisa mempercayai seseorang, kalau Anda tidak mengenal rumahnya ".
Merasa lega, anak muda itu mengambil sendoknya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan dinding. Dia melihat kebun, pegunungan di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, dan rasa yang semuanya telah dipilih. Setelah kembali ke orang bijak, ia menyampaikan secara rinci segala sesuatu yang telah ia lihat .
"Tapi di mana tetes minyak yang saya percayakan kepada Anda?" kata si orang bijak. Anak itu melihat ke bawah di sendok yang dipegangnya, dia melihat bahwa minyak itu tidak ada sama sekali.
"Nah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan kepada Anda", kata orang paling bijak itu. "Rahasia kebahagiaan adalah menikmati segala hal menakjubkan di dunia dan tidak pernah melupakan tetes minyak di sendok ".

Ada yang bingung? Hehe.. jangan khawatir, saya dulu juga agak bingung pas pertama kali baca. Cerita tersebut butuh penafsiran, dan penafsiran setiap orang juga beda-beda. Tidak ada yang salah. Kalo menurut saya, intinya ya, hidup itu harus seimbang. Kita boleh menikmati keindahan dunia yang telah Allah swt. berikan, tetapi jangan sampe lupa dengan si minyak yang ada di sendok. Jangan terlalu berlebihan. Secukupnya saja. 

Susah dong? Jalan sambil megang sendok yang ada satu kelereng aja susah, apalagi megangin sendok yang ada minyaknya. Kalo kelereng kan kerasa kalo jatoh, kalo minyak jatoh ga kerasa sama sekali. Nah, di situlah letak inti dari intinya inti. Hidup itu tantangannya banyak. Kalo kita bisa menghadapi tantangan, yang kadang muncul sebagai kenikmatan atau kadang muncul sebagai musibah, dengan tetap seimbang dan mempertahankan si minyak, kita akan memahami dan merasakan kebahagiaan hidup yang sebenarnya sesulit apa pun keadaannya.

Seperti itulah pendapat dari perspektif saya. Maaf kalo rada-rada sotoy. Saya ga berniat menggurui atau apapun, cuma pengen berbagi cerita, ngisi blog dengan sesuatu yang (InsyaaAllah) bermanfaat, dan istirahat sebentar dari belajar UTS yang tiada ujung dan sebentar lagi akan disambung dengan Ujian Sekolah. :)
.
.
.
*crying inside*

Aku rapopo! Makasih udah baca! 

Sumber: http://www.rogerdarlington.me.uk/stories.html#Story7


.

2 komentar:

  1. hahaa like it,even though you're a little bit fussy in this blog than in real life.... more post!

    BalasHapus
    Balasan
    1. well, i thought you already know it ;) glad to know you like my post, i will post as much as i can (and in good mood of course)

      Hapus